Waspada, Laptop Baru 'Berhadiah' Malware
Jumat, 14/09/2012 12:45 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Washington
- Membeli PC atau laptop baru tentunya dengan harapan semuanya serba
baru, termasuk tidak ada infeksi virus atau malware di dalamnya. Namun
jangan salah, laptop baru 'berhadiah' malware!
Ini dialami seorang konsumen di Shenzhen, China. Dia membeli laptop baru yang sama sekali masih baru dikeluarkan dari kotaknya yang bersegel. Saat menyalakannya untuk pertama kali, layar menampilkan sederet kode aneh dan beroperasi sendiri.
Mesin tersebut dikendalikan oleh virus yang tersembunyi di dalam hard drivenya. Gawatnya komputer ini lantas mencari dan 'memangsa' komputer lain melalui koneksi internet dan membentuk pasukan botnet. Nitol, diduga sebagai malware yang melakukan aktivitas ini.
Botnet sendiri adalah sekumpulan komputer yang terkoneksi internet, yang keamanannya berhasil dibobol dan dikontrol untuk menyebarkan virus dan malware.
Dilansir CBS News dan dikutip detikINET, Jumat (14/9/2012), konsumen yang menjadi korban ini menjadi bagian dari tim peneliti Microsoft di China yang melakukan investigasi mengenai malware Nitol dan penjualan software palsu.
"Mereka benar-benar mengubah cara mereka berusaha menyerang Anda," demikian komentar Richard Boscovich, Pengacara Senior Unit Digital Crimes di Microsoft.
Insiden serupa ditemukan juga di Virginia, Amerika Serikat (AS). Sama seperti di China, pengadilan setempat pun tengah melakukan investigasi mengenai kejahatan cyber ini.
Ini dialami seorang konsumen di Shenzhen, China. Dia membeli laptop baru yang sama sekali masih baru dikeluarkan dari kotaknya yang bersegel. Saat menyalakannya untuk pertama kali, layar menampilkan sederet kode aneh dan beroperasi sendiri.
Mesin tersebut dikendalikan oleh virus yang tersembunyi di dalam hard drivenya. Gawatnya komputer ini lantas mencari dan 'memangsa' komputer lain melalui koneksi internet dan membentuk pasukan botnet. Nitol, diduga sebagai malware yang melakukan aktivitas ini.
Botnet sendiri adalah sekumpulan komputer yang terkoneksi internet, yang keamanannya berhasil dibobol dan dikontrol untuk menyebarkan virus dan malware.
Dilansir CBS News dan dikutip detikINET, Jumat (14/9/2012), konsumen yang menjadi korban ini menjadi bagian dari tim peneliti Microsoft di China yang melakukan investigasi mengenai malware Nitol dan penjualan software palsu.
"Mereka benar-benar mengubah cara mereka berusaha menyerang Anda," demikian komentar Richard Boscovich, Pengacara Senior Unit Digital Crimes di Microsoft.
Insiden serupa ditemukan juga di Virginia, Amerika Serikat (AS). Sama seperti di China, pengadilan setempat pun tengah melakukan investigasi mengenai kejahatan cyber ini.
0 komentar:
Posting Komentar