This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 14 September 2013

Bandara Malikussaleh; dulu milik ExxonMobil, kini jadi aset Aceh Utara


“Dari 2009 sampai sekarang, bandara itu dikelola dengan baik sesuai petunjuk dan arahan Menteri Perhubungan serta Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan,” kata Armiya.


BANDAR Udara  Malikussaleh di Desa Pinto Makmur, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, hingga kini masih beroperasi secara normal. Bandara yang dibangun oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, mulanya dikelola ExxonMobil dan PT. Arun NGL.
Namun sejak 2009 lalu, perusahaan tersebut menyerahkan pengelolaan Bandara Malikussaleh kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. “Dari 2009 sampai sekarang, bandara itu dikelola dengan baik sesuai petunjuk dan arahan Menteri Perhubungan serta Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan,” kata Armiya, Kepala Bidang Perhubungan Udara pada Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Aceh Utara.

Meski pengelolaan sudah beralih tangan sejak 2009, kata Armiya, tapi perubahan sertifikat tentang kepemilikan bandara itu, baru terjadi pada Desember 2011. “Awalnya, sertifikasi Bandara Malikussaleh atas nama ExxonMobil. Kemudian pada Desember 2011, sertifikat itu diganti menjadi milik Pemkab Aceh Utara, sudah sah jadi aset Aceh Utara,” ujarnya.
saat ini Bandara Malikussaleh memiliki fasilitas paling lengkap dibanding beberapa bandara lainnya di Aceh. Saat ini, kata dia, maskapai yang beroperasi di bandara tersebut ialah Wings Air yang terbang setiap Selasa, Kamis dan Sabtu, Medan-Aceh Utara dan sebaliknya.

Pemkab Aceh Utara ajak Citilink beroperasi di bandara Malikussaleh

“Saat ini cuma Wings Air, satu-satunya pesawat yang beroperasi rute Medan-Aceh Utara. Kita berencana mendatangkan Citilink pada tahun depan,”

PEMERINTAH Kabupaten Aceh Utara berencana mendatangkan maskapai penerbangan Citilink untuk beroperasi di bandara Sultan Malikussaleh di Desa Pinto Makmur, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara pada tahun depan.
“Saat ini cuma Wings Air, satu-satunya pesawat yang beroperasi rute Medan-Aceh Utara. Kita berencana mendatangkan Citilink pada tahun depan,” kata Kepala Bidang Perhubungan Udara pada Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Aceh Utara, 
Kata dia, pihaknya sebagai pengelola bandara sudah pernah bertemu dua kali dengan maskapai Citilink. Namun kata dia, anak maskapai Garuda tersebut belum memberi jawaban pasti dengan alasan saat ini, Citilink sibuk melayani penerbangan rute Irian. “kata mereka, mungkin tahun depan (2014) untuk beroperasi disini,” katanya.
Selain Citilink, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara juga sempat mendekati beberapa maskapai penerbangan lainnya. Namun, kata Armiya, maskapai lain kurang tertarik untuk beroperasi di bandara Malikussaleh dengan alasan minimnya penumpang.
Sebelumnya diberitakan, setelah dibangun sejak 15 tahun silam, bandara Sultan Malikussaleh di Desa Panigah, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, samapai saat ini masih beroperasi secara normal.


Sabtu, 31 Agustus 2013

Bandar Udara Malikussaleh




Bandar Udara Malikussaleh adalah bandar udara yang terletak di Kota Lhokseumawe, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bandara ini dioperasikan oleh Pertamina/PT Angkasa Pura II.


Sejarah

Bandar udara ini dibangun oleh PT Arun NGL untuk memudahkan transportasi dari Lhokseumawe ke kota-kota sekitarnya. Bandara ini pernah dilayani maskapai Jatayu Airkarena sedikitnya penumpang angkutan darat antara Banda Aceh dan Medan. Hal itu disebabkan oleh konflik yang pecah antara TNI dan GAM sehingga mengancam jalur transportasi darat di Aceh.
PT Arun awalnya menggunakan pesawat milik Pelita Air Service untuk penerbangan harian dengan rute Lhokseumawe-Medan. Setelah beberapa tahun, operasi penerbangan diambil alih oleh Beechcraft 1900D Airliner milik Travira Air. Menjelang tutupnya PT Arun, operasi dan kepemilikan bandara ini diserahkan kepada Pemerintah Kota Lhokseumawe.
Saat ini, Wings Air adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang terbang ke bandara Malikussaleh dengan rute Lhokseumawe-Medan.

Insiden

  • 21 Juli 2005: Pesawat CN-235 milik TNI-AU mengalami musibah ketika akan mendarat di Bandar Udara Malikus Saleh. Pesawat itu dalam penerbangan dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe. Namun 75 meter menjelang pendaratan, mesin pesawat mengalami kerusakan sehingga jatuh dan tergelincir hingga 200 meter. Akibatnya, tiga anggota TNI tewas setelah kecelakaan. Pesawat CN-235 itu membawa 23 penumpang terdiri dari enam perwira TNI-AD, delapan personel TNI-AU, dan enam personel TNI-AL. Sisanya warga sipil.






By Zoelfata. Diberdayakan oleh Blogger.